PROGRAM PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN SATWA AVIFAUNA MENGGUNAKAN METODE BIOAKUSTIK DI BUKIT PERAMUN
PT PLN Nusantara Power Services – PLTU Suge Belitung memiliki komitmen dalam melakukan upaya perbaikan lingkungan khususnya terkait upaya perlindungan keanekaragaman hayati. Pada tahun 2025, PT PLN Nusantara Power Services – PLTU Suge Belitung melakukan implementasi program unggulan di bidang perlindungan keanekaragaman hayati yaitu program “Pemantauan Keanekaragaman Satwa Avifauna Menggunakan Metode Bioakustik Di Bukit Peramun”.
Permasalahan Awal
Dalam kegiatan pelestarian flora dan fauna di area Taman keanekaragaman Hayati Kabupaten Belitung dan Hutan Kemasyarakatan Bukit Peramun. Dilakukan pengamatan dan monitoring fauna terutama jenis avifauna di area Konservasi. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk pelestarian avifauna yang ada di area konservasi agar memperkaya keanekaragaman hayati. Sebelum adanya program, pihak pengelola melakukan pemantauan perkembangan avifauna menggunakan metode konvensional yaitu dengan menelusuri seluruh area untuk menemukan spesies baru di area konservasi. Luasnya area konservasi dan karakteristik avifauna yang aktif sangat menyulitkan pihak pengelola untuk memperoleh data yang akurat.
Asal Usul Ide Perubahan atau Inovasi
Pengembangan program inovasi pemantauan avifauna menggunakan metode bioakustik berupa penyediaan alat pengeras suara berasal dari Perusahaan sendiri. Dimana ide program ini muncul untuk mempermudah pemantauan populasi avifauna sehingga memperkaya data keanekaragaman hayati di area konservasi. Akibat terbatasnya sarana pendukung menjadi dasar Perusahaan dalam mengembangkan inovasi Pemantauan avifauna menggunakan metode bioakustik. Program inovasi ini dilakukan dengan cara sosialisasi, penyediaan fasilitas alat pengeras suara, dan pelatihan terkait cara penggunaannya .
Perubahan Sistem dari Program Inovasi
Program Pemantauan keanekaragaman avifauna dengan metode bioakustik menggunakan alat pengeras suara berdampak pada perubahan System dengan sub perubahan Value Chain Optimization dimana terdapat kerja sama antara LSM (Arsel Community), Dinas Lingkungan Hidup Kab. Belitung, dan Perusahaan sehingga memberikan manfaat bagi pemantauan avifauna di area konservasi. Metode pemantauan bioakustik untuk menarik avifauna melibatkan penggunaan suara burung dengan penjelasan sebagai berikut : Kondisi sebelum adanya program: Kegiatan pemantauan avifauna dilakukan melalui pengamatan langsung pihak pengelola di area konservasi. Luasnya area konservasi dan karakteristik avifauna yang aktif menyulitkan dalam memperoleh data perkembangan populasi yang akurat secara kontinyu. Kondisi setelah adanya program: Penggunaan metode bioakustik dengan menggunakan pengeras suara memudahkan kegiatan pemantauan avifauna di area konservasi, sehingga meningkatkan indeks keanekaragaman hayati avifauna diarea konservasi. .
Dampak Lingkungan dari Program Inovasi
Dampak lingkungan yang dihasilkan adalah peningkatan jumlah populasi Avifauna Belitung pada tahun 2025 sebesar 626 Ekor (berdasarkan pemantauan)


